Jumat, 03 Agustus 2012

Materi Kultum (PESAN MENGGUGAH DALAM MENCARI ILMU) (Versi Cetak) bisa dipesan kepenulis atas nama Muhammad Saiful Islam, WA. 085343657786


Bisimi'illahirrohmanirrahiim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdullillahilladziy ‘allama bil qolam, ‘allamal insana maa lam ya’lam. Washollallohu  ‘ala afshohillisani wa khoiril anaami, wa  sayyidina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shohbihi  wa man  tabi’ahum bi ihsanin ila yaumil kiyamah.
Segala puji hanya kepada Allah yang mengajarkan manusia dengan perantara qolam. Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Salam dan sholawat semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Saw, Yang telah mengeluarkan kita dari alam yang gelap menuju kealam yang terang benderang.
Terkait dengan Gelap terang benderang diatas.., pernah sesekali teman saya mengatakan.., Kayak PLN saja…, Iye’.. perlu kita tahu bersama bahwa…, Kata Gelap terang itu adalah Arti dari GURU yang berasal dari bahasa sangsekerta atau bahasa jawa kuno. Gu yang berarti gelap dan RU yang berarti terang, oleh karena itu Rasulullah adalah guru yang terbaik..tentu saja dengan konsep-konsep yang humastik.
Selanjutnya, saya mengucapkan terima kasih kepada pengurus masjid dan jama’ah yang telah memanfaatkan waktunya pada subuh hari ini untuk melihat atau mendengarkan saya berkultum yang notabenenya hanya sebagai pelajar... Disetiap saat saya selalu menekangkan diri saya bahwa.., hidup adalah proses pembelajaran tanpa henti-henti. Ini saya kutip dari pak. Andre Wongso seorang motivator Indonesia.

Pada kesempatan kali ini, judul Kultum yang akan dibahas adalah

PESAN MENGGUGAH DALAM MENCARI ILMU
Jika kita mengambil kisah dari perjalanan Syekh Yusuf Al Makassari, sebagaimana yang ditulis oleh HM. Sirajuddin Bantang didalam bukunya yang berjudul      Jejak – Jejak Spiritual Syekh Yusuf.”
DIKISAHKAN
Suatu saat Daeng Tasammeng yang merupakan guru Syekh Yusuf, berkata :
“ anakku Yusuf, kau adalah anak yang pintar dan cerdas, diwajahmu kelihatan bahwa kamu anak yang haus akan ilmu, kamu nampaknya akan menjadi seorang sufi           ( ulama ) yang besar di permukaan bumi ini.” Saya anjurkan agar kamu mencari guru yang lebih dari kemampuan saya.
Karena pada masa itu, di kerajaan Gowa dikenal ada tiga tupanrita atau orang pintar dalam bidang agama islam.
Yang pertama
I Dato’ Ri Panggengtungan, Putra Chatib Tunggal Syekh Abdul Makmur Atau Dato Ri Bandang.
Yang kedua
I Lo’mo Ri Antang
Yang ketiga
Syekh Yusuf
Kedua tupanrita diatas mendengar berita mengenai anak yang cerdas, berperilaku baik dan mulia, yang bernama Muhammad Yusuf. Kemudian Yusuf diundang memancing di Danau Mawang.
Ketika mereka memancing dan hendak membakar rokok, secara tiba – tiba hujan turun, kemudian tupanritata’ saling bertanya “
I Dato Ri Panggentungan berkata  : “ apakah ada yang bawa korek,
kata I Lo’mo Ri Antang                  : tidak ada dato’
kemudian melihat tumpukan kayu yang telah dibakar, ternyata apinya telah padam disebabkan hujan.
 Kemudian I Lo’mo mendapat ide : “ Beliau menggunakan air yang menetes di atap rumah – rumah yang mereka tempati berteduh, untuk membakar rokoknya. Dengan ilmu yang dimilikinya dan izin Allah rokok Beliau pun terbakar.
I Dato’ Ri Panggentungan             : “ Beliau merasa malu kalo meminta api kepada I Lo’mo Ri Antang, akhirnya I Dato’ Ri Panggentungan Memiliki ide tersendiri, kemudian membakar rokok dengan menggunakan kilat atau petir. Dan akhirnya dengan ilmu yang dimilikinya dan izin Allah rokok I dato’  itu pun terbakar.
Nah, sekarang giliran Syekh Yusuf
Syekh Yusuf : “ Berkata didalam hatinya, saya juga merasa malu jika saya meminta api rokok pada I Dato Ri Panggentungan Siagang I Lo’mo Ri Antang. Kemudian Syekh Yusuf memiliki inisiatif sendiri dengan membakar rokoknya di bawah lumpur danau mawang kira – kira setengah meter, dan dengan ilmu yang dimiliki Syekh Yusuf dan izin Allah rokok itupun tebakar.
Kedua tupanritata’ yaitu I Dato Ri Panggentungan dan I Lo’mo Ri Antang merasa takjub. Bagaimana tidak, kalau kita mengenal ada pembangkit listrik pembangkit tenaga air, dan kilat atau petir mengandung unsur api, tapi kalo lumpur ? sejauh ini tekhnologi belum menemukan.
Contoh Keilmuan ke dua yang diperlihatkan tupanritata’, Syekh Yusuf                 Al Makassari adalah ketika beliau hendak ke Banten untuk melakukan safari atau perjalanan ke Makkah dan Madinah menuntut ilmu, yaitu pada saat juru masak di atas kapal kehilangan alat yang diperlukan untuk memasak, karena alat tersebut jatuh kedasar laut, pertama Syekh Yusuf memanggil semua penumpang kapal untuk berdo’a bersama meminta keridho’an Allah, sang pemberi kehidupan.
Setelah  berdo’a Syekh Yusuf bertanya kepada semua penumpang kapal, adakah yang membawa ikan kering yang besar.
Ada, kata salah satu penumpang yang membawa, kemudian bertanya untuk apa ya Syekh Yusuf Pangngulunna Tau Panritayya.
Syekh Yusuf menjawab, saya akan mencoba memberikan aura ( perasaan ) kepada ikan itu untuk mencari alat yang hilang di dasar laut.
Selang beberapa waktu, ikan yang tadinya tidak bisa bergerak, kemudian berenang mencari alat yang hilang di dasar laut dan membawanya kembali ke kapal dengan ilmu dan izin Allah.
Diperjalanan Syekh Yusuf Al Makassari Pangngulunna Tau Panritayya, banyak yang menanyakan kepada beliau, untuk apa ke tanah Makkah dan Madinah menuntut ilmu, karena ilmu yang Syekh Yusuf Miliki Sangat – Sangat Banyak.
Syekh Yusuf menjawab : “ untuk mencari gigi ejana ( Hakikat ) siagang gigi bulaeng ti’nona ( Ma’rifat ) ri butta Makkah. Sedangkan ke Madinah untuk menyulut lantera ri Madinah ( lautan ilmu pengetahuan yang tidak bertepi ).
Para jama’ah yang saya muliakan
Kisah di atas mengajarkan, mengajak, dan menunjukkan kepada kita, untuk berjuang tanpa henti dalam mencari ilmu dengan sungguh – sungguh.

Kegigihan mencari ilmu, sangat dianjurkan dalam agama islam, sebagaimana
Pesan – pesan yang menggugah dalam Hadits Nabi Muhammad SAW
Yang pertama
man aroodaddunyaa, fa ‘alayhi bil ‘ilmi. Wa man aroodal akhiroh, fa ‘alayhi bil ‘ilmi. Wa man arooda humaa fa ‘alayhi bil ‘ilmi.”
Artinya
“ barang siapa yang menghendaki dunia, maka hendaklah anda berilmu, dan barang siapa yang menghendaki akhirat maka, hendaklah anda berilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya, maka hendaklah anda berilmu.”
 Yang kedua
Uthlubul ‘Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi
Artinya
“ carilah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat ”


selanjutnya
Uthlubul ‘Ilma Walaw Bishshiyn
Artinya
“ carilah ilmu walau sampai ke negeri cina.”
Kemudian
Penulis buku yang bernama j. Arifin wijaya Mengatakan  
hanya orang yang ingin tahu yang akan belajar dan hanya orang yang tegas yang akan mengatasi rintangan untuk belajar.”
Seorang motivator yang bernama ( e. Wilson )
“ nilai dari suatu pencarian selalu lebih mengasyikkan dibanding nilai kecerdasan yang tidak dimanfaatkan.”
Imam Al Ghazali
" ilmu bermanfaat menyenangkan dan indah dalam keadaan apapun, selama – lamanya.”
Sayyidinan Ali Bin Abi Tholib

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.


Motivasi dari Allah, dalam ( QS. Mujaadilah, ayat 11 )
“ Yarfa ‘Illohul Ladziyna Aamanuw Minkum Wal Ladziyna Uutul ‘Ilma Darojaat ”
Artinya
“ niscaya Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Sebagai penutup
Menyimak kata motivator yang bernama Anshar Akhil
Belajarlah selalu tentang apa saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. Karena, selalu ada waktunya, untuk kita tidak akan menyesal, tentang apa yang kita usahakan.
Demikian tadi apa yang dapat kami sampaikan
Salam sukses untuk anda, yang istiqomah dalam mencari ilmu.
Terima kasih. Mohon maaf…karena waktunya lebih 3 menit.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh. 

Rabu, 01 Agustus 2012

Materi Kultum (Keberuntungan Bersama Do’a) (Versi Cetak) bisa dipesan kepenulis atas nama Muhammad Saiful Islam, WA. 085343657786

KULTUM       : 
BISMILLAAHIR ROHMAANIR RAHIIM
Assalaamu’alaykum Warohmatullaahi Wabarokaatuh
Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin. Washsholatu Was salamu’alaa asyrofil angbiya’I wal mursaliin, Wa-’alaa aaalihi washohbihi ajema’iin. Ammaaba’du.

Yang Terhormat para pengurus Masjid.
Yang terhormat para ustadz dan ustadzah.
Serta teman-teman yang berbahagia.

Segala puji hanya kepada Allah Tuhan semesta Alam. Yang telah memberikan kita kehidupan serta kesehatan sehingga kita bisa bertemu di tempat penuh berkah ini. Salam sejahtera semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang telah mengeluarkan kita dari alam gelap menuju ke alam yang terang benderang seperti saat ini.
Pada kesempatan kali ini, judul kultum yang akan dibahas adalah
Keberuntungan Bersama Do’a
1.      Do’a sebagai nikmat lahir batin.
Hampir setiap hari seorang muslim beraktifitas, dan hampir setiap aktifitas muslim diawali dan diakhiri dengan do’a. Hal ini menunjukkan bahwa di setiap saat dan tempat, seorang muslim selalu membutuhkan Allah. Maka sungguh salah jika mengaku muslim namun tidak berdo’a. Yang seolah-olah tidak perlu lagi pertolongan dan kasih sayang Allah.

2.      Do’a merupakan nikmat yang besar,
yang dikaruniakan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dimana Allah memerintahkan kepada mereka untuk berdo’a lalu Allah langsung berjanji akan mengabulkannya.

3.   Do’a memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama.
        Karena dengan do’a seseorang akan dibukakan pintu-pintu kebaikan dan ditutup dari celah-celah keburukan. saja, atau do’a semata-mata. Tetapi antara do’a dan usaha harus berjalan secara bersama. Seperti air bagi ikan.
Anda bisa bayangkan jika ikan keluar dari airnya. Tentu ia akan menggelepar, bingung tak karuan. Begitu pula  manusia.

4)   Seseorang yang hatinya kosong dari dzikir dan do’a tampak benar kegalauan jiwanya di setiap saat.
      Oleh karena itu, jika teman-teman dan para hadirin ada yang galau, maka hendaknyalah mereka berdo’a, semoga dihindarkan dari kegalauannya.
         Nah, kita lihat nabi saja senantiasa berdo’a, sebagai contoh do’a Adam dengan mengakui kesalahannya saat diusir dari surga, do’a nabi Ayyub agar sembuh dari sakit parah bertahun-tahun akhirnya juga diperkenankan, do’a Ibrahim agar Makkah dijadikan kota yang aman sentausa, do’a Musa yang diselamatkan dari pengepungan, dan do’a nabi kita Muhammad yang dimenangkan dalam perang Badar. Dan seterusnya.
         Selain itu, Do’a menunjukkan rasa ketergantungan yang tinggi kepada Allah. Sehingga seorang hamba tidak hanya mengandalkan dirinya sendiri, tidak terlalu bergantung kepada manusia, tidak pula kepada siapa saja. Sehingga yang ada adalah rasa membutuhkan, keinginan untuk kembali kepada-Nya .
        Rosulullah bersabda; ‘Sesungguhnya Allah mengabulkan do’a seorang hamba selama hamba tersebut tidak bosan. Yaitu seseorang berkata: aku sudah berdo’a tapi Allah tidak mengabulkannya. Lalu ia tidak berdo’a lagi. (HR. Muttafaqun alaih)
        Sebaliknya, Jika do’a belum terkabulkan maka hendaknya sabar, karena Allah lebih tahu kapan do’a tadi diperkenankan untuk hamba-Nya. Barangkali Allah menghendaki do’a tersebut sebagai simpanan kelak di akhirat, atau sebagai ganti diselamatkan dari suatu bala’ atau terhindar dari penyakit sejenis dan sebagainya. Karena bisa jadi apa yang sebenarnya sangat dicintai manusia adalah buruk di sisi Allah dan bisa jadi pula apa yang dibenci manusia adalah baik di sisi Allah.
5.      Do’a adalah ibadah
Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang agama serta cahaya langit dan bumi. (hadits Riwayat At-Tirmidzi)

Tetapi, para hadirin yang dirahmati Allah
Rosulullah melarang orang yang berdo’a diluar kemampuannya seperti; berdoa agar bisa terbang layaknya burung, minta jabatan yang dia sendiri tidak mampu memikulnya, meminta kekayaan tetapi dengan cara yang haram.
Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 55
Artinya
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas
6.      Do’a adalah tuntutan setiap jiwa yang hidup,
       sejahat dan seawam apapun dia. Sebab manusia dalam hidupnya selalu menghadapi berbagai tantangan, kebutuhan, dan kesulitan. Yang tidak dapat dia atasi sendiri tanpa bantuan Allah yang maha kuat. Do’a bukanlah satu-satunya jalan pemecahan jika tanpa disertai ikhtiar dan usaha. Namun jika usaha yang maksimal secara terus-menerus gagal maka do’a menjadi benteng pertahanan rohani.  

Hadirin dan Teman-teman yang berbahagia
Sebagai penutup,
Marilah kita berdo’a kepada Allah dengan tidak menyekutukannya agar setiap permasalahan kita dapat diselesaikan tanpa menimbulkan masalah yang baru.
Demikian tadi apa yang dapat kami sampaikan.
Terima kasih
Billahi Taufik Walhidayah
Wassalaamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh